BATAM, beritakita.info – Aula Mini UNRIKA, Batu Aji, menjadi saksi bisuForum Diskusi “Madilog Vol II” yang diselenggarakan oleh Lingkar Akademi Peduli Batam bersama BEM Fakultas Hukum UNRIKA.
Acara ini menghadirkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Batam untuk berdialog tentang isu strategis pembangunan dan kebijakan daerah, dengan fokus utama pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2025.
Rektor UNRIKA, Sri Langgeng Ratnasari, membuka forum ini dengan harapan agar kegiatan ini menjadi wadah pertukaran informasi dan pemahaman yang konstruktif.
Tiga narasumber berkompeten turut hadir untuk memberikan pandangan mereka: Suyono Saputro (Ketua Lingkar Akademisi Peduli Pembangun Batam), Dato Muhammad Yunus (Sekretaris Umum Lembaga Adat Melayu Kota Batam), dan Karol Teovani Loda (Akademisi Universitas Kota Batam).
Karol Teovani Loda membuka diskusi dengan menekankan pentingnya kebijakan publik yang berbasis bukti.
“Kebijakan publik harus menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Temuan penelitian harus digunakan untuk menutup ‘gap’ dan menyelesaikan permasalahan publik secara logis serta terukur,” tegasnya.
Suyono Saputro memaparkan data pertumbuhan ekonomi Kepri yang mencapai Rp93,70 triliun pada triwulan II tahun 2025.
“Batam tetap menjadi magnet investasi, bahkan perusahaan manufaktur baru terus berdatangan,” ujarnya.
Meski demikian, Suyono juga mengingatkan tentang tantangan global yang perlu diwaspadai, seperti ketidakpastian ekonomi dan perang tarif.
Sementara, Dato Muhammad Yunus memberikan perspektif masyarakat tempatan terkait PP 47/2025.
“Regulasi baru ini disusun untuk menyesuaikan tata kelola kawasan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan sistem perdagangan internasional,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengakuan dan perlindungan hak masyarakat adat dalam penyusunan tata ruang dan perizinan.
“Tujuan PP ini adalah meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi kawasan strategis nasional, mendukung investasi, perdagangan, industri, pariwisata, dan menciptakan lapangan kerja lokal,” pungkasnya.
Forum Diskusi Madilog Vol. II ini menjadi bukti nyata kepedulian mahasiswa dan akademisi terhadap pembangunan Batam. Melalui dialog terbuka dan konstruktif, diharapkan akan lahir ide-ide segar dan solusi inovatif untuk memajukan daerah ini.
*Nichita Bella

