Karimun, beritakita.info- Dengan memanfaatkan lahan di area Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yang tepatnya berada di pesisir pantai, Rumah tahanan (Rutan) Kelas II B Tanjung Balai Karimun, berhasil membudidayakan ikan Nila Salin ( Nila Air Payau).
Budidaya ikan Nila Salin merupakan budidaya yang langka di Karimun, ikan Nila Salin yang rasanya sudah asin jika digoreng tanpa garam tersebut satu-satunya di Kabupaten Karimun.
Nila Salin merupakan varietas ikan nila yang dikembangkan dari spesies nila air tawar sehingga dapat menoleransi kadar salinitas air yang lebih tinggi. Nila salin mampu menoleransi kadar salinitas air hingga >20% dengan memanfaatkan karakter euryhaline yang dimiliki oleh ikan nila. Euryhaline sendiri merupakan organisme yang dapat beradaptasi pada salinitas yang luas. Ikan yang memiliki karakter ini mampu hidup pada air laut, air payau dan air tawar.
Dengan jangka waktu pemeliharaan yang tidak terlalu lama, dan daya minat serta konsumsi ikan nila yang cukup tinggi, dengan harga yang cukup fantastis, Rutan Karimun mengemas segala sesuatunya dengan tujuan sebagai ruang pembinaan bagi narapidana.
Sebanyak satu kolam yang terdapat belasan ribu ekor ikan nila salin berhasil dipanen di SAE Rutan Karimun (bulan September dan Oktober). Pemeliharaan ikan nila ini memakan waktu kurang lebih 3 sampai 4 bulan.
Kepala Rutan Karimun, Arjiuna mengatakan bahwa pihaknya tetap optimis dan selalu mencoba berbagai cara dan alternatif untuk keberhasilan membudidayakan ikan nila di lahan air payau.
“Dulu pernah dicoba namun hasilnya kurang memuaskan, banyak yang mati karna kadar garam kolam terlalu tinggi ( salinitas ) . Berselangnya waktu, Nila yang kami pelihara Menjadi Nila Salin dan hasilnya Alhamdulillah, dari racikan air yang pas, belasan ribu ekor ikan Nila Salin bisa kita panen,” kata Arjiuna usai menggelar coffee morning bersama seluruh instansi vertikal.
Arjiuna mengatakan bahwa budidaya tersebut merupakan wujud keberhasilan Rutan Karimun dalam melakukan pembinaan kemandirian bagi warga binaannya.
“Adanya kegiatan ini diharapkan menjadi bekal agar warga binaan dapat membuka usaha sendiri setelah menjalani masa hukuman yang ada,” ujar Arjiuna
Sementara, Ferdinand Sebayang selaku pembina Keamanan dan Pembina Program Sarana Asimilasi Edukasi Rutan Karimun bersama Petugas Rutan Daeng Antarestu menambahkan bahwa kunci budidaya ikan Nila tersebut yaitu pada air yang digunakan dan pakannya.
“Untuk airnya kita menggunakan ph 8,8 dan salinitas air garamnya lebih dari 20%, sementara pakannya kita menggunakan pelet dan sisa sayur-sayuran,” ujar Ferdinand
Selain dikonsumsi dan dibeli oleh petugas, hasil panen ini juga dijadikan lahan memancing bagi pengunjung SAE dan wisata hutan mangrove.” tambah Ferdinand
Sesuai data yang diperoleh dari Dinas Perikanan Kabupaten Karimun, untuk saat ini budidaya ikan Nila Salin merupakan satu-satunya di Kabupaten Karimun, yakni berada di Sarana Asimilasi dan Edukasi Rutan Karimun.
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas Rutan Karimun untuk terus membudidayakan ikan Nila Salin dan melatih warga binaan untuk melakukannya, sehingga tercapainya tujuan pemasyarakatan,” pungkas Ferdinand
Selain budidaya hingga 15 ribu ekor ikan Nila Salin, Rutan Karimun bersama warga binaan juga berhasil membudidayakan ikan Gurame sebanyak 1000 ekor, kemudian ikan lele yang diperkirakan akan panen sebanyak 150 kg dibulan Desember mendatang
Kemudian juga bercocok tanam dengan tanaman cabe, jagung, markisa, kangkung , sawi , tomat serta tanaman herbal atau tanaman Toga ( tanaman obat keluarga ) seperti jahe. pandan , kunyit, lengkuas , serai merah dan bawang dayak.
“Hasilnya nanti untuk membeli bibit, memberikan upah warga binaan berupa premi serta membeli alat-alat kerja kebun dan kolam, diputar kembali duitnya juga kita setoran PNBP ke negara juga ada,” ungkap Ferdinand
Untuk lebih mengenalkan tentang Wisata Hutan Mangrove yang sangat indah dengan nuansa kekinian, Rutan Karimun mengundang seluruh instansi vertikal yang ada di Kabupaten Karimun dalam coffee morning pada Rabu (30/10/2024) Pagi, sekaligus melihat karya dan kerja keras para petugas dan narapidana, Rutan Karimun dalam menyulap hutan mangrove menjadi indah di tengah Kota.
*Nichita Bella