Sabtu, September 13, 2025
BerandaKarimunPolda Kepri Sidak Beras di Karimun, ini Hasil Temuannya..
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Polda Kepri Sidak Beras di Karimun, ini Hasil Temuannya..

Karimun, beritakita.info- Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri melakukan pengecekan beras disejumlah pasar modern dan tradisional di Kabupaten Karimun, Kamis, 28 Agustus 2025.

Pengecekan dilakukan dengan mendatangi dan berdialog langsung bersama para pedagang di pasar tradisional Puan Maimun dan supermarket Wenmart Batu Lipai, Sungai Lakam Barat.

“Sidak kami laksanakan di tiga lokasi, dua di pasar tradisional dan satu di pasar modern,” ungkap Kombes Pol Silvester M.M Simamora.

Ia mengatakan, hasil temuan di lapangan beberapa komoditas bahan pangan dijual di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan Pemerintah.

Beberapa komoditas di atas HET tersebut seperti beras premium Arum yang dijual Rp 16 ribu/kg, beras premium Belida Rp 16 ribu/kg, Anak Ajaib Rp 15.500/kg, dan minyak goreng merek MinyakKita yang dijual Rp 17 ribu/liter.

“Beberapa bahan pokok itu di atas HET, jadi kita mau cari jalan keluarnya seperti apa,” kata dia.

Dijelaskannya, kelangkaan beras yang sebelumnya terjadi disebabkan terputusnya rantai distribusi. Untuk itu, pihaknya juga akan rutin melakukan pemeriksaan terhadap distributor mengantisipasi adanya praktik-praktik penimbunan.

“Sampai saat ini (penimbunan) belum ada, makanya kita lihat dulu kondisi pasar itu seperti apa. Memang kelangkaan itu karena distribusinya terhenti,” ucapnya.

Sementara Kabid ESDM Disperindag Karimun, Vandarones Purba, memastikan jika ketersediaan beras saat ini relatif mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Dari beberapa tempat yang dikunjungi tadi stok beras itu cukup mumpuni mulai dari pasar tradisional dan pasar modern,” terangnya.

Terkait temuan beberapa komoditas dengan harga di atas HET, Vandarones menjelaskan kondisi ini disebabkan beban harga modal distributor yang cukup tinggi sehingga harus dijual di atas ketentuan HET.

“Mereka modal ambil dari Jakarta sudah Rp 15 ribu, jadi kalau jual sesuai dengan HET tidak akan mungkin,” jelasnya.

Menurutnya, meski masih di atas HET, namun paling tidak ketersediaan stok saat ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengatasi fenomena kelangkaan yang terjadi sebelumnya.

“Distributor sebenarnya tidak mau ambil jika harus sesuai HET, tetapi dari saran kita jangan dulu mengacu pada HET yang penting stok ada dulu,” tutupnya.

“Nichita Bella